Tokusatsu (特撮) adalah istilah dalam bahasa Jepang untuk efek spesial (efek khusus / efek visual) dan seringkali digunakan untuk menyebut film sci-fi/fantasi/horor live-action produksi Jepang.
Daftar isi
Etimologi
Istilah tokusatsu merupakan kependekan dari istilah tokushu satsuei (特殊撮影), sebuah istilah bahasa Jepang yang bisa diterjemahkan sebagai "special photography" yang mengacu pada penggunaan efek khusus (special effects). Biasanya, dalam sebuah film atau pertunjukan, orang yang bertanggung jawab untuk urusan efek khusus seringkali dipanggil dengan julukan tokushu gijutsu (特殊技術), yang berarti "special techniques" (istilah yang dulu digunakan untuk menyebut "special effects"), atau tokusatsu kantoku (特撮監督).
Dulu di Jepang, tokusatsu sangat populer terutama di kalangan anak-anak. Tapi seiring berjalannya waktu, tokusatsu sempat mulai ditinggalkan. Banyak kalangan menilai, tokusatsu merupakan film yang ditujukan kepada anak-anak, meski realitanya, sebagian tokusatsu memiliki jalan cerita yang cukup kompleks yang sulit dipahami anak-anak.
Selain itu, pamor tokusatsu
sangat kalah, dibanding anime dan manga yang sekarang sudah sangat populer di
seluruh dunia. Akan tetapi, hal itu tidak membuat para perusahaan
pembuat tokusatsu menyerah. Mereka mengubah jalan cerita dari tokusatsu itu menjadi lebih lucu dan menarik untuk menggairahkan kembali tokusatsu
yang sempat meredup.
Misalnya demografi penonton Kamen Rider pada tahun
2011 dan 2012 meliputi anak-anak, remaja, dewasa, pria dan wanita
dengan target anak-anak menempati perolehan tertinggi.[1]
Tokusatsu adalah salah satu bentuk hiburan Jepang yang sangat
populer, dan memiliki banyak genre, misal Kaiju monster (seperti
Godzilla atau Gamera), Manusia Ultra (Ultraman, Ultraman A, Ultraman Ace, Taro, Leo, Tiga, Dyna, Gaia, Mebius), Kamen Rider (Ichigo, Nigo, hingga yang terbaru
seperti Kamen Rider Build), Metal Hero (Gaban Spielban), Super Sentai, dan banyak lagi.
Tsuburaya
Tsuburaya
Eiji Tsuburaya (1901-1970) adalah salah satu tokusatsu kantoku terkenal di Jepang, dan dialah yang telah memproduksi dan memopulerkan karakter Godzilla dan Ultraman.
Tsuburaya bukan artis FX pertama, tetapi dia telah berhasil membuat
pertunjukan efek khusus di Jepang menjadi sesuatu hal yang berbeda.
Ketika memproduksi suatu film yang mempertunjukkan makhluk-makhluk
raksasa (seperti monster, superhero, alien, dsb.), Tsuburaya
biasanya menggunakan teknik yang melibatkan maket miniatur yang canggih,
dan untuk monsternya biasanya menggunakan stuntman dengan kostum monster (sekarang disebut "Suitmation") atau boneka yang bisa diatur gerakannya (Mothra, Dogora, dan yang lainnya.).
Walaupun sekarang sudah banyak efek khusus yang menggunakan efek digital, metode tokusatsu Tsuburaya tetap dipergunakan sampai sekarang, dan sudah menjadi tradisi tersendiri.
Suitmation
Suitmation
Suitmation (スーツメーション) adalah istilah yang biasanya digunakan di Jepang untuk menyebut efek khusus yang menggunakan stuntman berkostum monster. Tidak ada yang tahu sejak kapan istilah itu digunakan; beberapa orang staf Toho sering menggunakan istilah itu untuk membedakan dengan teknik Dynamation (stop-motion) milik Ray Harryhausen. Istilah itu mulai banyak digunakan sejak film The Return of Godzilla.
Bahan Kostum
Kostum monster Godzilla biasanya dibuat dari latex,
dengan ditambah berbagai macam lapisan (terutama lapisan tahan api).
Kostum tersebut dibuat cukup tebal sehingga si pemakai tidak akan
terluka oleh pancaran api dari mulut Godzilla. Gigi Godzilla pada
awalnya dibuat dari kayu, tetapi belakangan mulai digantikan oleh bahan resin.
Kostum tersebut memiliki lubang kecil di leher yang memungkinkan sang
aktor untuk melihat keluar. Bagian kepala dari kostum terdiri dari
komponen mekanis yang bisa dikendalikan dari jauh untuk menggerakkan
mata dan mulut.
Memakai kostum Gozilla merupakan siksaan tersendiri bagi para
aktornya, terutama pada zaman dahulu, ketika studio produksi masih
sangat panas dan belum dilengkapi AC. Kebanyakan aktor hanya sanggup
memakainya selama 3 menit. Keadaan mulai berubah ketika studio Tsuburaya
mulai menggunakan AC, dan sejak film Godzilla 2000: Millennium,
sebuah selang oksigen diselipkan ke dalam kostum Godzilla melalui
lubang kecil di bagian ekornya, selang tersebut langsung terhubung ke
bagian leher kostum Godzilla, sehingga sang aktor pemakai bisa bernapas
lega. Tsutomu Kitagawa, salah satu aktor yang pernah memakai kostum Godzilla, pernah mengatakan "sangat tidak dianjurkan bagi penderita claustrophobia untuk berperan sebagai Godzilla."
Sementara untuk kostum Ultraman biasanya menggunakan kostum ketat
berbahan latex yang serupa dengan kostum yang digunakan oleh para
penyelam. Helm Ultraman pada awalnya juga dibuat dari latex, tetapi
kemudian diganti dengan fiberglass. Seperangkat alat elektronis memungkinkan mata dan Colortimer untuk menyala dan berkedip. Superhero dari Toei menggunakan bahan yang berbeda-beda untuk kostumnya, mulai dari bahan kulit, vinyl, sampai bahan kain. Sejak film Kagaku Sentai Dynaman, semua anggota Sentai memakai kostum spandex. Helm mereka dibuat dari fiberglass, dan memiliki alat pengait untuk membuka tutup helmnya.
Efek Khusus Lainnya
Teknik efek khusus Jepang tidak selalu hanya menggunakan aktor berkostum. Bahkan film Godzilla
yang pertama diproduksi pada tahun 1954 menggunakan berbagai teknik
yang cukup canggih pada waktu itu untuk menghasilkan efek khusus yang
diperlukan. Selain menggunakan Suitmation Godzilla, Eiji Tsuburaya juga menggunakan berbagai macam boneka untuk efek khususk, baik boneka tangan, maupun boneka animatronic,
yang bisa mengeluarkan kabut asap untuk menciptakan ilusi seolah-olah
Godzilla menyemburkan napas radio-aktif. Tsuburaya bahkan pernah
menggunakan teknik stop-motion untuk menggerakkan ekor Godzilla
(kabarnya Tsuburaya sebenarnya menginginkan teknik stop-motion untuk
semua adegan di film Godzilla, tetapi pihak Toho menolaknya,
karena teknik stop-motion terlalu mahal dan dianggap buang waktu; Studio
film Jepang pada umumnya hanya memiliki budget yang rendah dan jadwal produksi yang sangat padat).
Film-film Godzilla terbaru mulai menggunakan berbagai macam efek yang
berbeda untuk menggerakkan monster-monster tersebut. Pada tahun '60-an,
mereka menggunakan boneka mekanik berukuran kecil yang direkam dari
kejauhan. Sejak tahun '80-an, mereka menggunakan teknik robotic animatronic supaya Godzilla bisa keliatan lebih hidup dan realistik (di film The Return of Godzilla mereka menggunakan "Cybot Godzilla" setinggi 6 meter dan mereka menggunakan boneka miniatur Godzilla di film Godzilla Vs. Biollante). Mereka juga menggunakan efek menyala pada sirip punggung Godzilla yang terbuat dari fibre reinforced plastic, dan bahkan di beberapa film terbarunya, mereka sudah mulai menggunakan CG untuk menciptakan efek tersebut.
Prinsip yang sama digunakan juga untuk film superheroes (pahlawan super) lainnya; Beberapa pahlawan super (seperti Kikaider dan Gavan) menggunakan komponen elektronik yang bisa menyala untuk keperluan close-up shot.
Penggunaan CGI di Tokusatsu
Supaya bisa bersaing dengan produksi Hollywood, film tokusatsu harus mulai menggunakan CGI. Film Heisei Gamera
sudah menggunakan CGI sebagai efek khusus. Dan film-film Godzilla
terbaru juga sudah menggunakan teknik efek khusus CGI. Teknik ini
memungkinkan Godzilla untuk berenang di dalam air seperti ikan paus.
Sekarang sudah banyak film superhero yang menggunakan CG, mulai dari adegan Ultraman terbang di udara, adegan henshin
Kamen Rider, hingga ke adegan robot raksasa di serial Sentai, semua
sudah menerapkan CG. Bahkan sejak zaman dulu, efek khusus CG sederhana
sudah digunakan untuk beberapa efek optikal, misalnya efek tembakan
laser, peluru kendali, dan efek ledakan.
Film tokusatsu lainnya yang sudah menggunakan CG antara lain Crossfire dan Casshern (remake dari serial anime tahun 1973 karya Tatsuo Yoshida).
Daftar Serial Tokusatsu
- Gekko Kamen
- Nanairo Kamen
- Yūsei Ōji
- National Kid
- Uchuu Kaisokusen
- Akakage si Ninja Bertopeng
- Kapten Ultra
- Giant Robo
- Choujin Barom One
- Henshin Ninja Arashi
- Android Kikaider
- Super Robot Red Baron
- Ryusei Ningen Zone
- Prajurit Cinta: Rainbowman
- Inazuman
- Robot Detektif K
- Kikaider 01
- Inazuman Flash
- Super Robot Mach Baron
- Simbol Keadilan Condorman
- Akumaizer 3
- Manusia Besi Angkasa Kyodain
- Ninja Captor
- Choujin Bibyun
- Kaiketsu Zubat
- Daitetsujin 17
- Ganbaron
- Spider-Man
- Megaloman
- Seiun Kamen Machineman
- Kyodai Ken Byclosser
- Lady Battle Cop
- Denkou Choujin Gridman
- Android Hakaider
- Choukou Senshi Changerion
- Shichisei Tōshin Guyferd
- Pretty Guardian Sailor Moon
- Specter
- Madan Senki Ryukendo
- Cutie Honey: The Live
- The Skullman (Prolouge)
- K-Tai Sousakan 7
- Tomica Hero: Rescue Force
- Tomica Hero: Rescue Fire
- Daimajin Kanon
- Tiger & Bunny: The Live
- Gatchaman
- Fire Leon
- Sasuraido
- Shougeki Gouraigan
- Kanpai Senshi After V
- Gaion Sigma
- Kiki's Delivery Service
- Gunblade
Adaptasi Serial Tokusatsu
- Guyver
- Superhuman Samurai Syber-Squad
- Tattooed Teenage Alien Fighters From Beverly Hills
- Guyver: Dark Hero
- Satria Mistik Tir Na Nog
- Raja XX
- Pacific Rim
- Bima Satria Garuda
- Satria Garuda Bima-X
Hak Tokusatsu
Referensi
- Grays, Kevin. Welcome to the Wonderful World of Japanese Fantasy (Markalite Vol. 1, Summer 1990, Kaiju Productions/Pacific Rim Publishing)
- Yoshida, Makoto & Ikeda, Noriyoshi and Ragone, August. The Making of "Godzilla Vs. Biollante" - They Call it "Tokusatsu" (Markalite Vol. 1, Summer 1990, Kaiju Productions/Pacific Rim Publishing)
- Godziszewski, Ed. The Making of Godzilla (G-FAN #12, November/December 1994, Daikaiju Enterprises)
- Ryfle, Steve. Japan's Favorite Mon-Star: The Unauthorized Biography of Godzilla. ECW Press, 1999. ISBN 1-55022-348-8.
- Cassidy, John Paul. The Perception of Tokusatsu in America, 2005 (Blog Essay).
Pranala luar
- (Inggris) Henshin! Online
- (Inggris) Japan Hero - Everything you wanted to know about superheroes in Japan!
- (Perancis) Dans l'univers de la SF japonaise...
- (Inggris) Henshin Hall of Fame
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Tokusatsu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar